Tegal – Istilah Curug berasal dari Sunda yang berarti air terjun. Tetapi tidak sedikit Curug yang ditemukan di Jawa Tengah seperti di Kabupaten Tegal, salah satunya Curug Penganten. Bagi masyarakat Kabupaten Tegal, khususnya Kecamatan Bumijawa dan Kecamatan Bojong, Curug ini mungkin tidak asing.
Memang untuk bisa sampai ke Curug tersebut membutuhkan perjalanan yang cukup melelahkan. Namun, ketika sampai ke Curug Penganten, maka wisatawan akan disambut dengan kesejukan alam yang luar biasa. Juga keasrian lingkungan karena memang jalanan di sana masih tanah dengan bebatuan.
“Jadi, kami sangat menantang adrenalin sekali, kami harus menempuh perjalanan yang tidak mudah untuk sampai ke Curug,” ujar Fitri,” Senin (4/8).
Menurutnya, kondisi Curug Penganten terbilang masih sepi. Karena wisatawan belum terlalu mengetahui. Berbeda dengan Destinasi Wisata Guci yang memang sudah dikenal dengan fasilitas dan akses lebih mudah. Padahal ketika dikelola, kemungkinan Curug Penganten juga memiliki potensi yang besar.
“Mungkin nanti kalau sudah siap, tinggal kebutuhan promosi saja via online yah, kan itu lebih cepat untuk saat ini. Apalagi di dekat sini katanya ada lagi Curug Luhur,” jelasnya.
Seperti informasinya, destinasi Curug Luhur juga masih satu aliran sungai dengan Curug Penganten, tepatnya berada dibawahnya. Secara administratif, Curug Luhur berada di antara 2 daerah, yaitu Desa Sokasari, Kecamatan Bumijawa dan Dukuh Kopigandu, Desa Tuwel, Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal.
Curug Luhur mempunyai ketinggian lebih kurang 25 meter. Bisa dibilang, menjadi Curug terbesar atau tertinggi di aliran Kali Gung. Ini pula alasan disebut Curug Luhur yang berarti agung atau besar. Curug Luhur ini memiliki air yang jernih dan tidak terlalu dalam, namun arus air yang turun dari Curug sangat besar. Sehingga tidak disarankan untuk mandi langsung di bawah Curug. (*)