Depok – Kota Depok yang berbatasan dengan Jakarta memiliki potensi destinasi MICE yang dapat dikembangkan oleh pemerintah. Tentu saja perlu ada kerjasama dari semua pihak untuk saling menguatkan dan menjamin keberlangsungan event di Kota Depok.
Terlebih lagi, Kota Depok saat ini terdapat perguruan tinggi negeri yang memiliki konsentrasi di bidang MICE. Melalui Program Studi D4 MICE di Politeknik Negeri Jakarta, mahasiswa dituntut untuk ikut andil sebagai pioner dalam kegiatan memasarkan produk dan bisnis wisata dan MICE. Terpenting dapat mengembangkan dan memperkenalkan kepada masyarakat secara luas.
“Kota Depok dapat menjadi alternatif para pelaku industri di bidang MICE. Ditambah dengan ragam potensi wisata yang tersebar di Kota Depok, pada dasarnya pariwisata khususnya industri MICE dapat berkembang lebih baik lagi,” kata Firman, salah satu Dosen Pariwisata di PNJ, Selasa (8/7).
Ditambahkan Firman, beberapa venue yang memiliki potensi MICE antara lain Setu Tujuh Muara, Gedung Pusdiklat, Gedung Balai Thirta, Alun-Alun Kota Depok, Balai Rakyat, Studio Alam TVRI, Stadion Merpati, D’Kandung Amazing Farm, Pondok Zidane, Hutan Pinus, Taman Rekreasi Wiladatika, Kampung 99, Masjid Kubah Mas, Galeri F. Widiyanto, dan Rumah Kabeda.
“Kalau Jakarta memang sudah ditetapkan sebagai destinasi MICE kategori internasional. Jadi, Kota Depok ini dapat menjadi satu alternatif lain di industri MICE yang dapat berkembang lebih baik lagi,” ujarya.
Hanya saja, sebagai informasi yang diperoleh, geliat pariwisata yang ditandai dari data BPS Kota Depok (2022), terjadi penurunan jumlah akomodasi pada 2021 dibandingkan pada 2020. Untuk akomodasi 2020, terdapat 5 hotel berbintang dengan 15 hotel non-bintang. Namun, hotel non bintang di 2021 mengalami penurunan menjadi 2 sehingga tersisa 13 hotel non bintang. “Padahal ini menjadi peluang usaha yang baik, apalagi terkait dengan usaha akomodasi yang dapat dijadikan venue dalam kegiatan MICE,” imbuhnya. (*)
