Brebes – Dukuh Pandansari, Desa Kaliwlingi, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Kabupaten Brebes setiap tahun selalu mengalami banjir rob. Bagaimana tidak, pedukuhan tersebut persis berada di pesisir utara dan setiap tahun terus mengalami abrasi sehingga semakin mengikis daratan di sana. Hal ini yang membuat miris warga lokal sekaligus menyadarkan mereka juga pemerintah untuk kemudian bersama-sama mencari solusi terbaik.
Pada akhirnya, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Pemuda Karang Taruna mulai sadar dengan menanam mangrove untuk mencegah abrasi lebih parah. Mengingat abrasi yang terjadi saat ini sudah mengikis daratan hingga mendekati pemukiman warga.
“Ini juga menjadi kepedulian kami dan bentuk keprihatinan atas kondisi yang terjadi di salah satu pedukuhan yang ada di Desa Kaliwlingi ini supaya menjadi lebih baik,” ujar Rano, salah satu penggiat Pokdarwis, Sabtu (5/7).
Hingga saat ini, kondisi menuju Hutan Mangrove di Dukuh Pandansari yang sudah beroperasi sejak 2012 sebagai ekowisata sangat jauh berbeda menjadi lebih baik. Infrastruktur yang ada sudah dapat dilalui dan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat dan wisatawan saat melakukan kunjungan ke hutan mangrove. Tinggal beberapa saja sarana pendukung lain yang masih perlu dibenahi supaya destinasi mangrove lebih menjual kepada wisatawan.
“Kondisi ini, setidaknya dapat menambah nilai ekonomi di masyarakat Pandansari. Jadi, tidak hanya mengandalkan dari nelayan,” imbuhnya.
Seperti diketahui, Dukuh Pandansari mengalami abarasi sejak 1963 hingga 2009. Akibat abrasi tersebut, daratan yang sudah hilang seluas 812 Ha. Pada akhirnya, di 2009, Pokdarwis dan karang taruna mulai melakukan penanaman mangrove sebagai langkah pencegahan abrasi yang semakin luas dan parah. Sekaligus bisa menjadi budidaya habitat aneka satwa baru seperti gelodok (mudskipper) bandeng, atau berbagai jenis kepiting dan udang.
“Terpenting masyarakat tidak perlu khawatir lagi dengan datangnya rob yang mengakibatkan abrasi yang terjadi setiap tahun. Sekaligus mereka dapat mata pencaharian baru dengan datangnya wisatawan,” katanya.
Secara bertahap, setiap tahun Pokdarwis dan Pemuda Karang Taruna berupaya untuk melakukan pengembangan diri melalui berbagai pelatihan untuk meningkatkan pelayanan sebagai bentuk kompetensi SDM dan juga tata kelola lingkungan serta mitigasi yang lebih baik lagi. Sehingga ke depan hutan mangrove secara ekonomi dapat benar-benar profesional dalam melaksanakan kegiatan kepariwisataan. Pengunjung yang datang selain nyaman juga memiliki banyak spot untuk berswafoto maupun istirahat. sambil berkumpul menikmati laut utara. (*)